“lev, Luu tau kakak OSIS yang sie OR itu ga?” kataku memulai pembicaraan.
“Hah? Yang mana ret? Vino ya?” Tanya Levi setelah ia mengingat-ingat semua anak** OSIS yang berada di sie OR.
“Bukan lah yaa… kalo vino mah gw kenal. Itu lev yang katanya pemaen inti di sekolah kita?”Jawabku seenaknya.
“ohh mai gosh!! RETHAAA!! Kiki kah yang luu maksud?” Teriak levi saking terkejutnya.
“yahh I don’t think so… Mungkin? Emang namanya Kiki ya?”. Sahutku dengan ekspresi datar.
“Kalo yang luu maksud emang dia? Kayaknya dan emang mungkin namanya Kiki.. gw pernah denger dia di panggil sama si Kevin. Kayaknya kvin kenal deh??”. Jelas levi panjang lebar.
“ooh. . . ganteng juga yah lev? Gimana donk?? Gw naksir berat niih ma tu orang. Uwhh, jadi pengen cepet2 minta tanda tangannya tau gagg si???? Hahahah” kataku sambil tertawa dan melanjutkan santap siangnya kembali bersama sahabatnya itu.
Saat hari kedua kami MOS yah mungkin hari itu hari paling menyenangkan dan paling menyakitkan buatku. Pada hari untuk pertama kalinya aku bias ngomong dengannya! Aduuh rasanya seneng bangeed. Tadi siiang pas aku minta tanda tangan dia, aku di kerjain abis**an! Uwh, sempet BT sih tapi tetep seneng kok. Dia tuh ternyata terkenal kocak, lucu, konyol gitu gayanya. Tapi mungkin karna dia begitu aku jadi makin suka sama dia. Tapi kebahagiaan itu Cuma sesaat pas pulang dari acara MOS itu tiba** Vino memanggil Levi.
“viiii… Leviiiii……” teriak Vino dari depan pintu gerbang.
Levi menoleh dan membalas teriakan Vino “ oii apaan lu! Tumben manggil** gw”.
“vi.. ada yang minta kenalan tuuh sama luu? Boleh gw kasih kaga nomor luu ke dia”. Tanya vino sedikit tertahan karena sambil mengatur nafas.
“waduh … sapa lagi vin?”. Tanya Levi balik.
“itu si kiki temen gw… luu tau kan? Haha dia katanya mau kenalan sama luu. Tapi takut luu kaga mau kenalann sama dia. Jadi gw deh yang disuruh tanyain ke lu nya. Huh.”. jawab vino panjang lebar kepada Levi.
Yahh sebenarnya aku tau semua ini. Tapi aku masih diam dan tidak mengatakan apapun terhadap Levi. Tapi aku takut terlalu lama di pendam aku akan makin suka sama kiki. Dan aku tauu itu hanya membuat sakit hati ku semakin bertambah. Akupun memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada cindy, dia sahabatku dari aku masih duduk dibangku sekolah dasar.
“Yang bener reth? Luu tau dari mana masalah itu?” Tanya cindy hampir tak percaya.
“gw denger sendiri… waktu itu gw ada di deket pos satpan cin. . . niat gw mau nyamperin Levi ngajak pulang. Eh malah gw denger vino lagi ngmgn tentang itu ke Levi. Sakit gw cin? Malah sekarang Levi sengaja nutup**in ini semua dari kita?”. Jelasku sambil menatap kosong kearah lapangan.
“yang sabar aja yah reth. . . mungkin Levi nutupin ini semua gara** gagg mau liat luu sakit hati”. Hibur Cindy sambil memegang bahuku.
Beberapa hari kemudian akhirnya aku tau semua kejelasan dari semua ini, awalnya aku tidak bisa terima karna ternyata Kiki sudah sms Levi duluan. Dan mereka sudah berhubungan tanpa sepengetahuanku. Aku piker, Levi seperti menusukku dari belakang. Tapi, aku juga harus bersikap dewasa. Toh juga Kiki yang suka duluan sama Levi dan aku pun tidak bisa menyalahkan siapa**, keaadaannya sudah begini.
Lambat laun seiring berjalannya waktu akupun bisa melupakan Kiki sampai** tibalah hari itu. Hari dimana aku mulai merasakan perasaan itu lagi, hari di mana membuat akuu mereasa bersalah pada Levi dan hari dimana hari** ku selanjutnya akan lebih terasa sakit dan senang dari hari** sebelumnya. Malam ituu sekitar jam2 malam, ada nomor yang tak ku kenal menelponku, aku tak tau itu siapa. Saat ku angkat telpon dari nomor itu ternyata seorang laki**. Dan yang aku tak menyangka bahkan akku sangat** tiddaak percaya kaallau orang itu Kiki! Yahh it’s real Kiki. Orang yang selama ini aku tunggu** dan yang aku usahakan untuk dilupakan. Aku binggung mengapa harus sekarang? Mmengapa harus Kiki? Dan mengapa dia datang pada ssaat dia sudah dekat dengaan Levi? Dan aku pun menerti sekarang Kiki hanya ingin meminta bantuan padaku! Hanya ingin didekatkan dengan Levi. Sakit rasanya mendengar itu semua. Apalagi langsung dari mulut Kiki.
Setelah cukup lama mengenal Kiki perasaan itu tumbuh lagi. Perasaan yang dulu pernah aku miliki. Saat itu Kiki dan Levi sedang bertengkar sudah 2minggu dia brtengkar dgn Levi. Kelihatannya Kiki sangat stress di tinggal Levi begitu saja. Kiki pun mengajak ku jalan dengan alasan lagi suntuk dirumah. Awalnya aku menolak ajakan dia. Tapi setelah aku cerita ke Cindy, dan Cindy pun mengatakan “kapan lagi luu bisa jalan sama dia?”. Yah akhirnya aku menerima ajakan dia. Waktu itu kami jalan ke sebuah mall di bilangan Jakarta Barat. Sebenernya aku senang sekali bisa jalan dengannya, apalagi kali ini hanya berdua. Dan bukan hanya sekali- duakali kami jalan bareng. Karna pas itu sdang liburansekolah jadi hampir setiap hari aku dengan Kiki. Suatu kali aku sedang menemani Kiki sparing bola di sekolah ku, setelah selesai menonton Kiki sparing ia mengajakku duduk di tangga belakang dekat kantin, katanya sihh dia mau ngommomg penting denganku… Tapi aku juga tidak tau apa yang ingin dia bicarakan.
“ret..”. Katanya membuka pembicaraan.
“yah.. kenapa? Luu ngapaen sih ajak gw k sini? Geje deeh”. Kata Retha seenaknya.
“ehm… ret, gw gagg tau apa yang ada dalam pikiran gw, apa yang terjadi sama gw, bahkan gw ga tau kenapa ini harus terjadi?” jelas Kiki dengan serius. Dan penjelasan itu sangat membuat Retha binggung. Ia tak mengerti apa yang Kiki maksud.
“apaa sih lu ki? Maksud luu apa?” Tanyaku bingung.
“reth, gw sayang sama luu. . .” kata Kiki pelan hampir tak terdengar.
Akupun terdiam sesaat. Akupun sayang dengan dia. Tapi aku tahu aku tidak boleh dengan Kikim karna Kiki adalah milik Levi. Aku tidak mau menghianatai Levi, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku sendiri… bahwa, aku juga sanyang dengannya.
“kenapa luu diem reth?”. Tanya Kiki membangunkan lamunanku.
“ehm gw… gw… ge gagg bisa ki”. Tukas ku mendengar pertanyaan Kiki.
“luu jangan bohongin gw ret… gw tau selama ini, gw tau perasaan luu sama gw ret. Tapi knp luu gagg bisa nerima gw?”. Tanya Kiki sedikit memaksaku.
“siapa bilang ?? gw ga pernah suka sama luu! Gw sama luu ituh Cuma sekedar sahabat! Ga lebih ki!”. Kataku dengan suara meninggi.
“ga! Luu ga enak kan sama Levi? Luu ga mau di anggap penghianat kan?. Tanya Kiki sambil memalingkan wajahnya.
“gw…. Gw…” akupun tak bisa berkata-kata, aku tidak bisa membohongi perasaanku.
“nah kan?? Luu gagg bisa jawab kan? Please ret. . . gw mohon luu terima gw? Pun gw juga belum ada status apaun sama Levi. Kalaupun luu gagg mau hubungan ini ketahuan. Kita kan bisa jalanin diem**? Gagg perlu ada yang tau.”. kata Kiki dengan tampang memelas dan sambil menggenggam tanganku.
Aku pun tidak bisa berkata apa** dan akhirnya aku menerima Kiki, dan kami pun menjalin hubungan itu tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Cindy dan Reno salah seorang teman dekat Kiki.
Tiga bulan sudah berlalu tapi hubungan kami tidak terbongkar dan aku harap tidak akan pernah terbongkar. Kiki memang masih bersama Levi, Kiki tidak berani memutuskan Levi karna belum ada alasan yang tepat dan takut aku yang dibilang menjadi penyebabnya. Aku rela di duakan asalkan Kiki selalu ada di sampingku. Sekolah kami mengadakan study tour bersama. Satu unit SMA di wajibkan untuk ikut. Kami berangkat ke bandung. Walaupun Cuma ke bandung tapi anak** sudah sangat senang. Saat di bandung Kiki sama sekali tidak denganku. Ia bersama Levi, dan aku hanya melihat dan mencoba menghindar melihat itu semua. Tapi nyatanya tidak bisa, Levi adalah sahabatku. Dan dia selalu main bareng denganku. Jadi, di mana ada Levi dan Kiki di situpun aku pasti ada. Yah kecuali kalau mereka meminta waktu untuk berdua.
Saat malam terakhir kami berada disana. Kiki menelpon aku dan dia mengajak bertmu malam nanti saat semua orang sudah tidur. Dan akupun mengiyakan ajakan Kiki tanpa memikirkan konsekuensi yang ada.
“ki. . . aku ga mau kita terus* seperti ini aku capek”. pintaku.
“hmmphh… aku juga sebenernya. Tapi mau gmana ret? Aku pun binggung”. Jawab Kiki dengan pasrahnya.
“ki… lebih baik kita udahin aja” pintaku sambil menggenggam tangan Kiki.
“apaa?? Ga! Aku ga mau!! Aku tuuh sayang ma kamu ret.” Kata Kiki tersentak mendengar permintaanku.
“tapi kamu juga sayang sama Levi kan?”. Tanya ku sambil memalingkan wajah. Aku takut Kiki tau aku menangis. Aku tidak mau terlihat lemah di depan Kiki.
“ret… aku gagg bisa jauhh ma kamu” kata Kiki bangun dari duduknya.
“tapi Levi juga gagg bisa jauh dari kamu ki!”. Bentakku pada Kiki.
“pliis kasi aku ksempatan ret. Aku mau belajar biar ga egois n aku akan coba mutusin hub aku sama levi”. Kata Kiki.
“jangan ki… Levi tuh cinta banget sama kamu.” Pintaku dengan tampang memelas.
“okey, kalau kamu emang ga mau aku dengan Levi pisah, kamu mesti sama aku terus. Dan kamu ga blh minta putus lagi… aku sayang bangeet sama kamu reth”. Kata Kiki panjang lebar.
Dengan alasan tidak mau membuat Levi sakit hati akupun menuruti apa yang Kiki inginkan tanpa memakai syarat apapun. Tapi, diluar dugaaan aku dan Kiki, Levi mendengar semua pembicaraanku dengan Kiki. Dan ini telaaah selaeesai…..
Levi menghampiriku saat kami sedang istirahat. Ia bermaksud menjelaskan semuanya padaku dan katanya ia ingin bicara penting deganku….
“ret kalo luu memang masi sayang sama Kiki knp luu mau ngalah dari gw?”. Tanya Levi sambil meminum air yang ia pegang.
“ehm… gw gagg mau bikin hubungan luu ancur lev”. Jawabku tak berani menatap Levi.
“kalo luu emang sayang sama Kiki . gw rela kok ngasih luu”. Kata Levi datar. Kata** itu membuatku tersentak hampir tidak bisa napas! Aku tak percaya akan apa yang aku dengar saat itu. Bila itu mimpi akupun tak mau bangun dari mimpiku yang indah itu. Tapi aku tidak tahu perasaan Levi yang sebenarnya. Aku tak tau apa Levi benar** ikhlas melepaskan Kiki padaku?? Setahu ku, Levi sangat sayang dengan Kiki. Begitupun Kiki. Kiki masih sayang dengan Levi walaupun sayang itu terbagi denganku.
Setelah lumayan lama aku dan Kiki menjalani hubungan ini secara terang**an kejadian itu pun datang. Suatu kejadian yang membuat suatu pukulan yang besar bagi aku, Kiki, Levi maupun teman** yang lain. Pada malam sabtu itu Levi ingin menjemput aku dan Cindy, kami ingi pergi nonton bersama. Waktu itu tepat pukul 19.22 Levi melepon ku.
Levi: reth, gw uda di jalan niih. Gw sama pak usman. Luu siap** yahh . jangan ngaret..
Aku: iya leev.. niih gw ama Cindy juga dari tadi udah nungguin luu sampe lumutan.
Levi: gila macet tad jalanan. Jadi gw suruh pak usman buat motong jalan ajah.. kalo gagg tar filmnya uda keburu mulai. ~~ uwwh.
Aku: yodaah dalaah jangan bawel.. cepet nyamper gw hahaha
(terdengar suara klakson mobil yang cukup lama. )
Aku: halooo lev.. Levi!! Wooii kok diem aja sih luu!! Lev.. Levi…
(suara teriakan Levi pun terdengar semakin kencang dan telpon itu pun langsung di tertutup…………)
“ada apaan ret?” Tanya Cindy dengan muka panic.
“hahh. Cin kok perasaan gw gagg enak yaa?” jawabku sambil mencoba mnelpon handphone Levi.
“kenapa emang ret?” Tanya Cindy lagi.
“tadi Levi teriak kenceng bangeed, teruus di sana kayak ada suara klakson mobil saut**an” jelasku panjang.
Tak lama kemudian, telfon itu berderng lagi dan….
Dari nomor Levi… dengan cepat aku mengangkatnya.
Orang tak di kenal : selamat malam.. apa benar ini nomor dari aretha.?
Aku: iyahh benar saya sendiri.. ini siapa? Kok bisa pakai nomor Levi
Orang tak dikenal: ooh saya hendrik. Saya menemui 2 oramg yang mengalami kecelakaan. Mungkin adik kenal dengan orag ini??
Akuu puun terdiam sesaat dan Cindy yang langsung meneruskan pembicaraan dengan orang itu.
Ternyata dari pak usman supir Levi. Dan iya mengabarkan berita yang sangatlah buruuk. Ternyata… mereka berdua mengalami kecelakaan saat menyalip mobil lain yang ada di depan mobil mereka. Dan mobil Levi pun menabrak satu pohon besar yang berada di ujung jalan. Dengan cepat aku mengabari Kiki dan menyuruhnya mengantar kami ke rumah sakit ditempat Levi berada. Sementara itu cindypun sibuk mengabari orang tua, keluarga dan sahabt** kami yang lainnya.
Sesaat kami bertiga sampai dirumah sakit Levi ternyata beraada di ruang ICU dokterpun tidak mau memberitahu kepada kami bagaimana kondisi Levi yang sesungguhnya. Dokter itu hanya memberitahu bahwa Levi belum melewati masa kritisnya. Sesaat kedua orangtua Levi datang, kami diberitahu bahwa Levi mengalami kerusakan pada tulang punggung dan itu mengakibatkan ia akan…LUMPUH!!! kami semua binggung bagaimana cara memberi tahu Levi bahwa ia tidak akan bisa berjalan lagi saat ia sadar nanti?? Tapi akhirnya kami sepakat. Kami semua sepakat menyuruh Kiki yang memberitahu Levi pada saat ia sadar nanti. Dangan alasan Kiki lah orang yang sangat mengerti Levi.
Dan tibalah hari ituu.. pada saat Levi membuka matanya , hanya Kiki yang berada di sampingnya. Kikipun memberi tahu pada Levi tentang apa yang terjadi pada dirinya….. aku hanya melihat diblik pintu rumah sakit. Aku hanya melihat tatapan penuh harapan dari seorang sahabat baikku itu. Harapan yang ia taruh pada Kiki. Kekasih ku. Harapan untuk sembuh, harapan untuk kembali normal lagi dan harapan agar Kiki terus di sampingnya……. Dengan penuh penyesalan dan kekecewaan. Akhirnya aku harus melepaskan Kiki untuk Levi. Aku tidak boleh egois. Dulu Levi mau merelakan Kiki untukku, dan sekarang aku harus mengembalikan Kiki pada Levi lagi. Aku tau itu sangat berat bagiku. Tapi, aku harus ikhlas membiarkan Kiki kembali kepelukan Levi. Mungkin bukan hanya untuk sementara. Tapi untuk selamanyaa,…………………………
End..
dear friends ,
yang uda baca cerpen ini yang bener** kenal sama guee pasti tauu
kenapa gue bikin cerpen kayak begini .
sebenernya kalo gue di suru ngucapin trimakasihh gue cuma mau say thxx
buat 2 orang . ^^ thxx pokoke . ga usa gue sebutin dalem hal apaa .
tapi pasti lu orang tau lah :)) . gue seneng banged pas ni cerpen jadi .
rasanyaa ada sesuatuu yang lepas gtoo. ~~ haha lebayy ye guee ??
bukan bermaksud lebay atoo apa lahh . yang tauu pasti ngerti maksud guee .
hihi . . .
ooh ya buat salah 1 orang sahabat gue yang g thx-in beloom tau looh tentang ni cerpen .
gyahahaha . kalo dia tauu gue juja bisa mampuus
wkwkwk .
yahh suda lahhh .
selamat membaca ae . !
<3>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar